HUT ke-73 Penerangan TNI AD, Hadirkan Senyuman di Antara Tumpukan Sampah TPA Winongo

Tak sedikit orang yang saat ini mengandalkan hidupnya dengan mengais sampah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winongo, Kota Madiun. Meski bekerja setiap hari dari pagi hingga sore, kehidupan para pemulung di sana masih jauh dari kata sejahtera. 

16 Jan 2024 - 20:28
 0
HUT ke-73 Penerangan TNI AD, Hadirkan Senyuman di Antara Tumpukan Sampah TPA Winongo
Danrem 081/DSJ Kolonel Inf Sugiono, saat menyerahkan bantuan di lokasi. TPA Winongo, Kota Madiun, Jawa Timur. (Foto : Penrem 081 for Times Indonesia)

TIMES Network – Tak sedikit orang yang saat ini mengandalkan hidupnya dengan mengais sampah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winongo, Kota Madiun. Meski bekerja setiap hari dari pagi hingga sore, kehidupan para pemulung di sana masih jauh dari kata sejahtera. 

Salah satunya Susilowati (63), warga Desa Wayut, Kecamatan Jiwan, yang sudah bekerja sebagai pemulung selama puluhan tahun di TPA Winongo. Meski sudah tidak muda lagi, ia terus mengais rupiah demi rupiah dari tumpukan sampah untuk dapat bertahan hidup bersama keluarganya.

“Saya bekerja di sini (TPA Winongo) sudah 20 tahun lebih. Rata-rata seminggu dapat penghasilan Rp 300 Ribu, itu dari pagi sampai sore, tergantung ramai dan sepinya sampah yang datang,” katanya ditemui di sela pekerjaannya pagi ini di TPA Wingongo, Selasa (16/1/2024).

Susilowati mengaku, penghasilannya sebagai pemulung sangat pas-pasan untuk dapat mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

“Kalau dikatakan cukup ya cukup, tidak ya tidak. Sebenarnya ya kurang, tapi mau bagaimana lagi, serba dicukup-cukupin aja,” ujarnya.

Sambil menangis, Susilowati pun berharap, ke depan akan ada perhatian yang lebih dari pemerintah maupun masyarakat yang peduli terhadap dirinya dan rekan-rekannya.

Tak beda jauh dengan Susilowati, Sumiarti (67), juga demikian. Meski sudah bekerja keras setiap harinya, penghasilannya selama puluhan tahun sebagai pemulung juga tidak seberapa.

“Kerja jadi pemulung di TPA Winongo sudah ada sekitar 25 tahun, sejak anak pertama saya masih kecil. Sehari bisa dapat antara Rp 25-50 Ribu, itu sudah kerja keras,” kata Sumiarti warga Dusun Precet, Kelurahan Panggangan.

Melihat kondisi para pemulung di TPA Winongo dan bertepatan dengan momen HUT ke-73 Penerangan TNI AD, Korem 081/DSJ merasa terpanggil untuk dapat membantu dan meringankan kesulitan mereka.

“Memang sebelumnya ini kami rencanakan untuk memberi perhatian kepada mereka-mereka warga masyarakat yang bekerja sebagai pemulung di sini,” kata Danrem 081/DSJ Kolonel Inf Sugiono, usai menyerahkan bantuan di lokasi.

“Kami merasa perlu perhatian terhadap mereka, sehingga pada pagi hari ini kami berikan bantuan berupa beras 5 Kg sebanyak 50 bungkus yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka,” sambungnya. 

Meski Danrem menilai bantuan yang diberikan belum mampu mencukupi secara keseluruhan untuk kebutuhan hidup, namun ia berharap, masyarakat merasa terbantu dengan keberadaan TNI AD, khususnya Korem 081/DSJ.

Tak hanya kepada para pemulung di TPA Winongo, ungkap Danrem, bantuan sosial serupa juga diberikan kepada masyarakat kurang mampu lainnya maupun anggotanya yang sudah purnatugas sebagai prajurit TNI.

“Sebelumnya, hari-hari kemarin kita juga membagikan sembako kepada para tukang becak dan anggota-anggota kami yang sudah purna yang membutuhkan perhatian dari kami semuanya,” tutupnya. 

Pewarta : Penrem 081/DSJ
Editor     : Syarifah Latowa 

Berikan Reaksi Anda?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow